Pemuda dan Jaminan Kesehatan Tahun 2017
Bagaimana
kondisi pemuda beserta jaminan kesehatan di Indonesia tahun 2017. Berikut
ulasan BPS mengenai pemuda dan jaminan kesehatan tahun 2017.
Dasar
hukum Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional terdapat dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Diselenggarakan
berdasarkan prinsip asuransi sosial serta ekuitas dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Prinsip
ekuitas yang dimaksud yaitu adanya kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai
dengan kebutuhan medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang telah
dibayarkan.
Berdasarkan
hasil Susenas 2017, lebih dari separuh (59,37 persen) pemuda memiliki jaminan
kesehatan dengan persentase pemuda yang memiliki jaminan kesehatan di perkotaan
lebih tinggi dibanding perdesaan.
Menurut
jenis kelamin, persentase pemuda yang memiliki jaminan kesehatan tampak tidak
jauh berbeda. Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok
pengeluaran 20 persen teratas memiliki jaminan kesehatan lebih besar sebanyak
67,28 persen.
Persentase
Pemuda yang Memiliki Jaminan Kesehatan, 2017
Jenis
jaminan kesehatan yang paling banyak dimiliki oleh pemuda adalah BPJS Kesehatan
Penerima Bantuan Iuran (PBI), sebesar 45,71 persen.
BPJS
Kesehatan PBI merupakan program bantuan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Menurut
tipe daerah, pemuda yang memiliki BPJS Kesehatan PBI di perdesaan 14 persen
lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (53,91 persen berbanding 39,78 persen).
Persentase Pemuda
yang Memiliki Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan
Kesehatan, 2017
Jaminan
kesehatan terbesar berikutnya yang dimiliki pemuda adalah BPJS Kesehatan Non
PBI (27,74 persen). Selanjutnya adalah jamkesda sebesar 19,96 persen. Jamkesda sendiri
merupakan program yang dikelola oleh pemerintah daerah. Seperti halnya dengan
BPJS Kesehatan PBI, persentase pemuda yang memiliki Jamkesda lebih besar di
perdesaan dibandingkan perkotaan (27,95 persen berbanding 14,20
persen).
Persentase
pemuda yang memiliki asuransi kesehatan swasta jauh lebih tinggi di perkotaan
dibanding di perdesaan (2,89 persen berbanding 0,67 persen). Latar belakang
kehidupan modern di perkotaan mendorong pertumbuhan asuransi dikelola oleh
lembaga keuangan swasta.
Sama
halnya dengan asuransi swasta, persentase pemuda perkotaan yang memiliki asuransi
dari perusahaan/kantor sebesar 12,79 persen lebih tinggi dibandingkan dengan di
perdesaan sebesar 4,32 persen.
Dari
sisi kelompok pengeluaran, terlihat bahwa pemuda pada kelompok pengeluaran 40
persen terbawah lebih banyak yang memiliki jaminan kesehatan PBI dan jamkesda,
sedangkan pemuda pada kelompok pengeluaran 20 persen teratas lebih banyak yang
memiliki jaminan kesehatan BPJS Kesehatan Non PBI.
Persentase
Pemuda yang Berobat Jalan dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan, 2017
Sebanyak
37,43 persen pemuda menggunakan jaminan kesehatan untuk
berobat jalan dengan persentase pemuda di perkotaan lebih tinggi dibandingkan
di perdesaan. Kemudian menurut jenis kelamin, persentasenya tidak jauh berbeda
antara pemuda laki-laki dan pemuda perempuan.
Berdasarkan
kelompok pengeluaran, 20 persen pemuda dengan kelompok pengeluaran teratas
lebih banyak yang berobat jalan dengan menggunakan jaminan kesehatan dibanding
40 persen kelompok pengeluaran terbawah dan 40 persen kelompok pengeluaran menengah.
Persentase
Pemuda yang Pernah Dirawat Inap dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan, 2017
Sama
halnya dengan berobat jalan, pemuda juga menggunakan jaminan kesehatan yang
dimiliki untuk membantu pembiayaan rawat inapnya. Jaminan kesehatan, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah maupun swasta,
dapat mengakomodasi pengobatan penyakit yang mengharuskan rawat inap.
Mayoritas pemuda
menggunakan jaminan kesehatan
untuk rawat inap. Dilihat dari jenis kelamin, perbedaan persentase penggunaan
jaminan kesehatan untuk rawat inap antara pemuda laki-laki dengan perempuan relative
kecil.
Namun
apabila dilihat berdasarkan tipe daerah, perbedaan tersebut cukup besar. Pemuda
yang tinggal di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan jaminan kesehatan
untuk rawat inap daripada di perdesaan (64,47 persen persen berbanding 53,74
persen).
Sumber: BPS Indonesia
Posting Komentar untuk "Pemuda dan Jaminan Kesehatan Tahun 2017"